Mengenal Seni Budaya Desa Wisata Sambirejo

Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan keajaiban Tari Ning Nong dan memahami pesan filosofis yang menghiasi setiap gerakannya. Kunjungi Desa Wisata Sambirejo dan ikuti jejak seni budaya yang memikat ini. Mari bersama-sama mempertahankan dan menghargai warisan budaya yang indah ini agar tetap hidup dan berkembang.

Di dusun Bajangan, desa Sambirejo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, ada sebuah seni tari yang begitu khas dan menggugah hati, bernama Tari Ning Nong. Tarian ini seringkali menjadi sorotan dan dipersembahkan oleh anak-anak setiap ada kesempatan istimewa. Uniknya, Tari Ning Nong melibatkan baik anak perempuan maupun laki-laki, seiring makna dari nama “Ning” yang merujuk kepada perempuan dan “Nong” untuk laki-laki. Namun, jauh di balik arti nama itu terdapat makna mendalam yang sarat filosofi.

Tari Ning Nong menggambarkan perjalanan seorang anak dalam memasuki masa kedewasaan, menghadapi berbagai lika-liku kehidupan yang menantang. Hal ini mengajarkan nilai keselarasan dan pentingnya gotong royong dalam menghadapi perjalanan hidup yang tak terduga.

Sejarah Tari Ning Nong memiliki kisah yang menarik. Pada zaman dahulu, di dusun Bajangan desa Sambirejo, menjelang malam setelah masa panen raya, suara merdu gamelan sering terdengar namun asal suaranya tak pernah diketahui. Suara gamelan itu berasal dari sebuah tempat keramat yang dikenal sebagai Ngasinan, sebuah hutan di tengah dusun. Suatu malam, suara gamelan itu terdengar lagi, dan satu anak penasaran ingin mencari tahu siapa yang memainkannya.

Namun, sang anak dihalangi oleh bapaknya karena malam itu hujan deras. Untuk menghibur anaknya, sang bapak berjanji akan mengundang pemain gamelan saat musim panen tiba. Namun, suara gamelan itu terus mengiang di telinga sang anak, dan akhirnya, dia bersama teman-temannya mencoba menirukan suara gamelan dengan menggunakan alat-alat seadanya seperti batok kelapa, kentongan bambu, dan lesung.

 

Tepat saat musim panen raya tiba, sang bapak memenuhi janjinya dan mengumpulkan warga untuk menanggapi kesenian Tayub. Hasilnya, empat orang dipercayai untuk mencari penari dan pemain gamelan. Setelah menemukan mereka, pertunjukan tari beriringan musik gamelan pun berlangsung, dan anak-anak yang menyaksikannya sangat antusias.

Melihat semangat anak-anak, penari dan pemain gamelan mengajarkan mereka bermain musik. Orang tua mereka pun berinisiatif menukar hasil panen dengan tiga gamelan. Dari sinilah Tari Ning Nong lahir, dengan bunyi musiknya yang hanya “ning nong, ning nong”. Nama Ning Nong tetap bertahan hingga sekarang, menjadi bagian tak terpisahkan dari seni budaya Desa Wisata Sambirejo.